Saturday, January 31, 2009

JERUSALEM, Satu Kota Tiga Iman (3)

BAB 2

ISRAEL

Siapakah orang-orang Israel? Dalam Bible disebutkan bahwa mereka berasal dari Mesopotamia yang kemudian menetap di Kanaan dan 12 suku Israel pada sekitar 1750 SM bermigrasi ke Mesir karena paceklik. Diterangkan bahwa mereka hidup makmur di Mesir dan kemudian menjadi budak dan pada tahun 1250, dibawah kepemimpinan Musa, mereka melarikan diri keluar Mesir dan hidup nomaden di Semenanjung Sinai. Mereka menganggap hidup nomaden di Sinai bukanlah keputusan permanen, mereka yakin Yahwe (Tuhan mereka) telah menjanjikan Negeri Kanaan yang subur untuk mereka. Sayangnya, sebelum sampai ke Tanah yang Dijanjikan oleh Tuhan, Musa meninggal dan dibawah kepemimpinan penerusnya yaitu Yosua, kedua belas suku ini mengambil alih Kanaan dengan kekerasan (melalui pedang) atas nama Tuhan mereka sekitar tahun 1200 SM. Semua orang yang menghuni Negeri Kanaan dimusnahkan oleh mereka dan setiap suku diberi wilayahnya masing-masing, tetapi suku Yehuda dan Benyamin berada dalam satu kota. Penulis Bible menyebutkan bahwa putra-putra suku Yehuda tidak dapat menyingkirkan orang-orang Yebus dari wilayah Jerusalem dan mereka tetap hidup berdampingan sebagaimana keadaan mereka saat ini. Akhirnya, Jerusalem menjadi pusat Agama Israel.

Reader's Note:

  • Kembali lagi, KA memulai bab ini dengan sebuah pertanyaan yang cukup menarik mengenai Israel.
  • Dari penjelasan diatas, Apakah Tanah yang dijanjikan tersebut hanya keputusan suku-suku Israel saja atau memang Tuhan telah benar-benar menjanjikan tanah tersebut untuk mereka?
  • Apabila Tuhan memang menjanjikan tanah tersebut untuk mereka, kenapa harus dengan jalan kekerasan (membunuh) untuk mengambil Tanah yang Dijanjikan tersebut? kok aneh ya..

KA menyebutkan bahwa beberapa tahun terakhir, para arkeolog menemukan tanda-tanda kehancuran di situs Kanaan tapi tidak ada bukti yang dapat menunjukan hubungan pasti dengan Israel. Penulis Bible mengakui bahwa penyerangan/penaklukan Yoshua tidaklah total karena Yoshua tidak dapat mengalahkan negara-negara Kota Kanaan, juga tidak dapat mengalahkan bangsa Filistin. Kembali lagi KA menyebutkan bahwa Bible mengesankan bahwa penaklukan Yoshua tersebut merupakan sesuatu yang tidak pernah terjadi. Akan tetapi, masih ada saja sarjana (dari Israel dan Amerika) yang menganut pandangan bahwa suku-suku Israel tersebut datang dengan cara penaklukan tapi ada juga yang menganggap bahwa suku-suku tersebut datang ke Negeri Kanaan dengan jalan damai dan membaur dengan warga Kanaan.

Ada bukti (satu-satunya rujukan non-bible untuk penelitian Israel) bahwa Israel tiba di Kanaan pada akhir abad 13 SM. Bukti tersebut berupa prasasti untuk memperingati keberhasilan Firaun Merneptah pada 1207 SM, yang menyebutkan bahwa Israel telah diporak porandakan tapi benihnya tidak. Dulu ada pemikiran bahwa Hapiru atau Apiru yang disebutkan dalam berbagai inskripsi dan dokumen abad ke 14 SM adalah pelopor dari suku-suku Ibrani Yoshua. Akan tetapi, tampaknya Hapiru bukanlah sebuah etnis tapi suatu kelas dalam masyarakat Kanaan. Mereka adalah orang yang tersingkirkan karena alasan ekonomi dan politik. Kadang merka menjadi bandit, kadang menjadi tentara bayaran. Persepsi bagi mereka adalah sebagai pembuat onar di Kanaan. Orang-orang Israel pertama-tama disebut "Kaum Ibrani", sementara mereka sendiri merupakan suatu kelompok luar di Mesir, tetapi mereka bukan satu-satunya Hapiru di daerah itu.

Para sarjana hari ini cenderung mengasosiasikan kelahiran Israel dengan gelombang baru pemukiman di dataran tinggi Kanaan tengah. Para arkeolog telah menggali reruntuhan (diperbukitan) di sebelah utara Jerusalem, yang berasal dari sekitar tahun 1200 SM. ditunjukkan bahwa sampai saat itu, tanah yang tandus tidak cocok untuk pertanian, tapi sudah ada kemajuan-kemajuan teknologi yang memungkinkan berkembangnya pemukiman. Tidak ada bukti bahwa para pemukim tersebut adalah orang asing; budaya material desa-desa (yang digali oleh para arkeolog tersebut) sama dengan yang ditemukan di dataran pantai. Sehingga, para arkeolog menyimpulkan bahwa para pemukim hampir dipastikan adalah orang-orang pribumi Kanaan. Jika teori ini benar, "orang-orang Israel" tentu saja adalah orang-orang pribumi Kanaan yang bermukim di bukit-bukit dan perlahan-lahan membangun identitas tersendiri.

Jika orang-orang Israel benar-benar orang Kanaan, mengapa Bible berkeras menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang luar? Menurut KA, kisah Pentateuch, kitab-kitab pertama dari Bible, didominasi oleh cerita-cerita orang-orang Israel mencari tanah airnya, tapi Bible mengisyaratkan bahwa tidak semua orang Israel ambil bagian dalam Eksodus (keluarnya Israel dari Mesir). KA kembali menegaskan bahwa tak dapat dielakkan bahwa cerita tentang Eksodus itu merupakan rekayasa.

Menurut KA, orang-orang Israel belum menulis sejarah mereka sendiri sampai setelah mereka menjadi penguasa utama di negeri itu. Para penulis kitab-kitab Bible mulai dari Pentateuch, Deuteronomist (Kitab Ulangan), Priestly (Kitab Imamat) sampai pada kitab-kitab yang membahas sejarah Israel dan Yehuda, yaitu kitab Yoshua, Hakim-hakim, Samuel, dan kitab Raja-raja serta kitab Tawarikh, mereka sering menggunakan sumber-seumber dan catatan-catatan sejarah yang lebih awal tapi menggunakannya untuk mengemukakan interpretasi-interpretasi teologis mereka sendiri. Sehingga KA menyimpulkan bahwa tak seorangpun dari penulis kita, karena itu, menulis sejarah objektif yang akan memuaskan standar kita hari ini. Apa yang mereka perlihatkan adalah bagaimana orang-orang dari periode mereka sendiri melihat masa lalu.

Bangsa Israel sangat yakin bahwa nenek moyang mereka, Ibrahim, berasal dari Mesopotamia dan pada tahun 1850 SM, Tuhan hadir kepada Ibrahim di Haran dan berfirman; "Tinggalkan negerimu, keluargamu, dan rumah ayahmu menuju tanah yang akan Aku tunjukkan kepadamu". Negeri itu adalah Kanaan. Ibrahim tiba di Kanaan sebagai pendatang. Dia tidak punya tanah disana sampai dia membeli kapling tanah untuk memakamkan isterinya di Gua Machpelah di Hebron.

No comments:

Post a Comment