Thursday, January 15, 2009

JERUSALEM, Satu Kota Tiga Iman (1)

(Saat ini saya mulai membaca (lagi) buku yang berjudul "Jerusalem, Satu Kota Tiga Iman" karya Karen Armstrong (KA). Sebenarnya buku ini saya dapatkan sudah lama dan sempat dibaca tapi belum habis sudah berhenti karena saya tertarik dengan buku yang lain (hehehe..).

Mulai saat
ini saya akan membaca buku tersebut sampai selesai dan saya akan membuat ringkasannya per bab disini. Semoga isinya dapat bermanfaat bagi kita semua, mudah-mudahan.



BAB PENDAHULUAN

Disini menerangkan awal mulanya ketertarikan KA untuk menulis buku ini. Dengan menjadi seorang Biarawati muda yang ditugaskan ke Jerusalem pada sekitar tahun 1983, beliau menemukan hal-hal yang sesungguhnya diluar dari apa yang dia bayangkan mengenai Jerusalem sebelumnya. Selama tinggal di Kota Jerusalem, KA memiliki teman dari tiga umat yang berbeda (Orang Yahudi, Kristen dan Muslim) dan dari masing-masing umat tersebut, dia diberi penjelasan mengenai mengapa kota ini sangat penting dan suci bagi mereka. Itulah kenyataan pertama yang harus diterima (suka atau tidak suka) oleh KA.

Sebelum KA menjejakkan kakinya ke Jerusalem, dia membayangkan Jerusalem sebagai Kota Suci bagi Umat Kristiani yang penuh dengan simbol-simbol dan situs-situs kekristenan tetapi kenyataannya Kota Jerusalem ini merupakan kota yang juga dianggap suci bagi umat-umat lainnya yaitu Yahudi dan Muslim.

Bagi umat Kristiani, Kota Jerusalem dianggap 'suci' dan penting karena disanalah Yesus wafat dan dibangkitkan kembali hingga munculnya Iman Kristen, bagi umat Yahudi, adanya kerajaan Yahudi yang didirikan oleh Raja Daud dan Kuil Sulaiman (Solomon Temple) yang dulunya merupakan kuil Yahudi yang terbesar dan termegah bagi umat Yahudi, dan bagi umat Muslim, di Jerusalem lah berdirinya Masjid Al Aqsa yaitu Masjid yang menjadi tempat terjadinya peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Disitulah KA mulai sadar akan adanya pluralisme agama di Kota Jerusalem dan ternyata orang dapat melihat simbol yang sama dalam cara-cara yang sangat berbeda (Reader's Note: ini merupakan pernyataan yang SANGAT MENARIK buat saya pribadi).

Dari studi awal yang dilakukan oleh KA, muncullah tiga konsep yang akan terus dibahas dalam buku ini yaitu:

  • Konsep pertama mengenai gagasan tentang Tuhan atau yang disakralkan. Menurut KA, adanya hasrat manusia untuk mencari Tuhan atau yang disakralkan atau yang disucikan, apapun opini teologis kita, yang suci dialami dalam berbagai cara: ia menimbulkan ketakutan, kekaguman, antusiasme, kedamaian, dan aktivitas moral yang kuat. Ia merepresentasikan suatu eksistensi yang lebih penuh dan lebih baik yang akan melengkapi kita.
  • Konsep kedua mengenai pertanyaan tentang mitos. Orang-orang Palestina mengklaim bahwa tidak ada bukti arkeologis mengenai Kerajaan Yahudi Raja Daud dan Kuil Solomon dan begitupula orang-orang Israel yang membantah kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Majid Al Aqsa, semua peristiwa dan kejadian yang diyakini benar adanya baik dari sisi orang Muslim maupun orang Yahudi dianggap hanya sebagai mitos oleh masing-masing pihak yang menyangkalnya. Menurut KA, Mitologi didefinisikan sebagai bentuk kuno dari psikologi, karena ia mendeskripsikan jangkauan-jangkauan batin diri yang begitu misterius tapi mempesona bagi kita. Mitos tentang "sakral" mengekspresikan kebenaran mengenai kehidupan batin dan menyentuh sumber-sumber yang sulit diketahui sehingga dapat membangkitkan emosi-emosi yang kuat.
  • Konsep ketiga mengenai simbolisme. Menurut KA, sebuah simbol dilihat sebagai bagian dari realitas yang disimbolkan; sebuah simbol agama, dengan demikian, memiliki kekuatan untuk memperkenalkan penyembahnya kepada ranah yang sakral. Bagi orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim, Kota Jerusalem merupakan simbol Ilahi semacam itu.

KA sangat menekankan bahwa penulisan buku ini merupakan sebuah usaha untuk mengetahui apa yang dimaknai oleh orang Yahudi, Kristen dan Muslim ketika mereka mengatakan bahwa kota itu "suci" bagi mereka dan untuk menunjukkan beberapa implikasi dari kesucian Jerusalem dalam masing-masing tradisi. Ini sama pentingnya dengan menetapkan siapa yang tinggal dikota itu pertama kali, karena itu, yang berhak memilikinya. (Bersambung...)

No comments:

Post a Comment